Minggu, 07 Juli 2013

Hubungan Durasi Tidur dan Peningkatan Risiko Hipertensi pada Usia Lanjut dan Paruh Baya



Tidur adalah suatu kondisi ketika seseorang membiarkan tubuhnya beristirahat dengan tujuan untuk regenerasi sel dan mengembalikan energi yang hilang setelah digunakan untuk melakukan kegiatan seharian. (Artanto, 2009). Tidur mempunyai peran penting dalam fungsi kekebalan tubuh, metabolisme, memori, pembelajaran, dan fungsi penting lainnya. Ada hubungan antara tidur dengan kemampuan seseorang dalam beraktivitas. Banyak orang merasakan mood yang buruk, kelelahan dan tidak fokus saat melakukan aktivitas, diakibatkan kurang tidur di malam sebelumnya. Tapi yang menjadi perhatian penting adalah banyak orang tidak menyadari dampak kurang tidur yang berkepanjangan. Kurang tidur yang terus menerus berhubungan langsung dengan meningkatnya risiko mengalami masalah kesehatan kronis, misalnya masalah tekanan darah. (Harvard Medical School, 2011)


              Definisi tekanan darah menurut Dugdale (2011) adalah suatu ukuran kekuatan tekan darah terhadap dinding arteri saat darah dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Tekanan darah yang normal adalah sekitar 120/80 . Angka yang berada di bagian atas adalah tekanan darah sistolik (fase kontraksi jantung), dan yang bawah adalah diastolik (fase relaksasi jantung).  Sedangkan hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah yang melebihi batas normal. Seseorang dapat digolongkan ke dalam hipertensi jika tekanan darah menunjukkan angka 140/90 ke atas dalam kurun waktu lama.

              Prevalensi hipertensi di Amerika Serikat telah meningkat selama dekade terakhir meskipun kesadaran masyarakat akan hipertensi, pengobatan, dan pengendalian penyakit juga ditingkatkan. Dan selama periode waktu yang sama, durasi tidur rata-rata masyarakat di Amerika Serikat sedang menurun yang disebabkan aktivitas masyarakat yang meningkat, sehingga mengurangi waktu yang dialokasikan untuk tidur. Kondisi ini memunculkan hubungan terkait antara prevalensi hipertensi dengan kurangnya waktu tidur seseorang. (Gangwisch et al., 2006)

          Hubungan antara lamanya tidur seseorang dengan tekanan darah dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan Gangwisch et al.(2006). Dalam penelitian tersebut didapati bahwa 24 persen dari responden  berusia antara 32 hingga 59 tahun yang tidur selama 5 jam atau kurang dalam semalam, mengalami hipertensi (tekanan darah tinggi). Sedangkan responden yang tidur selama 7 hingga 8 jam semalam, hanya 12 persen yang mengalami hipertensi. Hal ini menunjukkan hubungan nyata terkait durasi waktu tidur dan potensi mengalami tekanan darah tinggi. 

               Penelitian lain juga membuktikan hal yang sama, tetapi pada usia responden yang berbeda. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Robillard et al. (2011) yang berjudul “Sleep Deprivation Increases Blood Pressure in Healthy Normotensive Elderly and Attenuates the Blood Pressure Response to Orthostatic Challenge” menunjukkan bahwa kurang tidur dapat mengubah mekanisme pengaturan tekanan darah dan dapat meningkatkan risiko hipertensi pada usia lanjut normotensif (dengan tekanan darah normal). 

                    Berdasarkan hasil penelitian, orang dewasa yang berusia lebih tua lebih berpotensi mengalami kenaikan  tekanan darah akibat dari pengurangan durasi tidur. Didapati juga bahwa ada peningkatan SBP (Systolic Blood Pressure) dan DBP (Diastolic Blood Pressure) secara drastis pada orang lanjut usia setelah kurang tidur. Hal ini disebabkan respon tekanan darah (BP) pada subyek berusia tua lebih tinggi daripada subyek yang berusia lebih muda. Selain itu, katelokolamin sistemik dan tingkat kortisol terbukti meningkat dalam kondisi tersebut. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan umur dengan perubahan respon kardiovaskular untuk eksitasi simpatik. (Robillard et al., 2011)

                 Mekanisme biologis yang mendasari hubungan antara durasi tidur yang pendek dengan dengan risiko hipertensi masih belum dapat dijelaskan, tetapi dapat diperkirakan. Menurut Gangwisch et al.(2006), tidur akan membuat denyut jantung menjadi lebih lambat dan menurunkan tekanan darah secara signifikan. Sehingga seseorang yang durasi tidurnya tergolong kurang,  akan membuat sistem kardiovaskular bekerja pada tekanan tinggi. Sehingga membuat tekanan darah dan denyut jantung  naik. 

                  Durasi tidur yang pendek, selain dapat meningkatkan rata-rata tekanan darah dan denyut jantung, juga meningkatkan aktivitas sistem syaraf simpatik dan merangsang stres fisik dan psikososial, pada akhirnya bisa mengakibatkan hipertensi berkelanjutan. Selain itu, gangguan pada ritme sikardian dan keseimbangan otonom akibat sering tidur dengan durasi yang pendek juga merupakan salah satu faktor potensial dalam mekanisme ini. Durasi tidur yang pendek juga terkait dengan perubahan emosi seperti mudah marah, pesimis, tidak sabar, lelah, dan stres, yang akan membuat seseorang lebih sulit mempertahankan gaya hidup sehat, sehingga meningkatkan risiko hipertensi. (Wang et al., 2012)

             Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa tidur mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan manusia. Dan durasi adalah satu poin penting dari tidur itu sendiri. Durasi tidur yang cukup akan berdampak positif bagi tubuh, sebaliknya durasi tidur yang kurang dapat meningkatkan risiko terserang berbagai masalah kesehatan, seperti risiko hipertensi akibat kurang tidur terutama bagi orang yang berusia lanjut atau paruh baya.

Referensi:

Artanto, Y. A. 2009. Pengaruh Kurang Tidur Terhadap Tekanan Darah Pria Dewasa. Sarjana Kedokteran. Bandung:  Universitas Kristen Maranatha. [Online]. Accessed at 29 October 2012 11.22 

Division of Sleep Medicine at Harvard Medical School. 2007. Sleep and Disease Risk. [Online]. (Reviewed December 18, 2007). Accessed at 29 October 2012 15.23

Division of Sleep Medicine at Harvard Medical School. 2008. Benefits of Sleep. [Online]. Accessed at 29 October 2012 15.30

Dugdale, David C. 2011. Hypertension. [Online]. (Updated November 11, 2011). Accessed at 29 October 2012 16.05

Gangwisch, James E. et al. 2006. Short Sleep Duration as a Risk Factor for Hypertension: Analyses of the First National Health and Nutrition Examination Survey. American Heart Association Journal. [Online]. Accessed at 29 October 2012 16.30 

Robillard, Rebecca et al. 2011. Sleep Deprivation Increases Blood Pressure in Healthy Normotensive Elderly and Attenuates the Blood Pressure Response to Orthostatic Challenge. NCBI Journal. [Online]. Accessed at 29 October 2012 16.54

Wang, Qijuan et al. 2012. Short Sleep Duration is Associated with Hypertension Risk among Adults: A Systematic Review and Meta-analysis. Hypertension Research Journal. [Online]. Accessed at 29 October 2012 18.42

NB: Tulisan ini mungkin masih belum layak dijadikan acuan, tetapi saya hanya ingin
membagikan sesuatu yang pernah saya hasilkan selama menempuh studi di semester 1

-semoga bermanfaat, salam Hoki- 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar