Rabu, 27 Juni 2012

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi adalah suatu istilah yang menjelaskan tentang tekanan darah tinggi. Tekanan darah adalah ukuran kekuatan darah terhadap dinding arteri saat jantung memompa darah ke seluruh bagian tubuh.

Pembacaan tekanan darah biasanya disajikan dalam bentuk dua buah angka, misalnya 120 per 80 (ditulis 120/80 mmHg). Angka yang berada di atas disebut tekanan darah sistolik, dan yang bawah adalah tekanan darah diastolik. Sistolik adalah fase kontraksi dan diastolik adalah fase istirahat jantung.
  • Tekanan darah normal adalah ketika tekanan darah sekitar dan di bawah 120/80 mmHg dalam jangka waktu yang lama
  • Tekanan darah tinggi (Hipertensi) adalah ketika tekanan darah 140/90 ke atas, dalam jangka waktu yang lama
  • Jika tekanan darah berada di antara 120/80 dan 140/90, disebut sebagai pre-hipertensi.
Jika anda memiliki masalah pada jantung atau ginjal, atau mungkin stroke, dokter mungkin akan menyarankan anda agar mengontrol tekanan darah hingga tingkatan di bawah orang normal.



PENYEBAB


Beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah:
  • Berapa banyak air dan garam pada tubuh anda.
  • Kondisi ginjal, sistem saraf, dan pembuluh darah
  • Tingkatan dari beberapa hormon yang berbeda
Saat usia anda bertambah, ada kemungkinan tekanan darah anda juga akan meninggi. Ini dikarenakan pembuluh darah bertambah kaku seiring pertambahan usia. Dan ketika itu terjadi, maka tekanan darah akan meningkat. Tekanan darah tinggi memperbesar kemungkinan terserang stroke, serangan jantung, gagal jantung, gangguan ginjal, bahkan kematian di usia muda.

Anda lebih berisiko terkena hipertensi, jika:
  •  Seorang Afro-Amerika
  •  Obesitas
  • Sering stres dan gelisah
  • Minum alkohol terlalu banyak
  • Mengkonsumsi garam terlalu banyak
  • Punya riwayat hipertensi dalam keluarga
  • Penderita diabetes
  • Perokok
Tapi hingga saat ini masih belum ditemukan penyebab pasti dari hipertensi (essential hypertension). Hipertensi yang disebabkan oleh kondisi medis lain atau pengobatan disebut hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder bisa disebabkan oleh:
  • Penyakit ginjal kronis
  • Kelainan pada kelenjar adrenal (pheochromocytoma atau Cushing syndrome)
  • Hamil (Preeklampsia)
  • Obat-obatan seperti pil KB, pil diet, beberapa obat demam, dan obat migrain
  • Penyempitan pada arteri yang memasok darah ke ginjal (stenosis arteri renalis)
  • Hyperparathyroidism (Produksi berlebih hormon paratiroid oleh kelenjar paratiroid)
GEJALA

Biasanya tidak memunculkan gejala. Sebagian besar pasien bahkan baru mengetahui adanya hipertensi saat mereka checkup atau kontrol ke dokter.

Karena tidak ada gejala, seseorang dapat mengidap penyakit jantung dan ginjal yang terus berkembang, tanpa mengetahui kalau mereka memiliki tekanan darah tinggi. Tentunya kondisi ini membahayakan.

Jika anda mengalami sakit kepala yang parah, mual atau muntah, kebingungan, gangguan pada penglihatan, atau mimisan, mungkin anda mengalami hipertensi yang parah dan berbahaya, yang disebut malignant hypertension.

DIAGNOSIS

Dokter akan mengecek tekanan darah anda beberapa kali sebelum mendiagnosis anda dengan hipertensi. Adalah normal jika tekanan darah anda berubah-ubah, tergantung dari kondisi di waktu tersebut.

Dokter akan melakukan tes fisik untuk mendeteksi apakah ada tanda-tanda penyakit jantung, gangguan pada mata, dan perubahan-perubahan fisik anda yang lain.

PENGOBATAN

Tujuan dari pengobatan hipertensi adalah menurunkan tekanan darah sehingga mengurangi risiko terjadinya komplikasi. Jika anda mengalami pre-hipertensi, dokter akan merekomendasikan agar anda mengubah gaya hidup. Obat-obatan jarang digunakan dalam pengobatan pre-hipertensi.

Hal-hal yang dapat anda lakukan untuk mengontrol tekanan darah:
  • Makan makanan yang sehat, kaya potassium dan serat. Dan juga banyak minum air.
  • Olahraga secara teratur - minimal latihan aerobik selama 30 menit tiap hari.
  • Berhenti merokok
  • Batasi atau bahkan hilangkan konsumsi alkohol
  • Batasi konsumsi natrium (garam) - kurang dari 1500 mg per hari
  • Kurangi stres, jauhi faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres. Bisa mencoba yoga atau meditasi
  • Pertahankan berat badan ideal.
Dokter akan membantu anda menyusun program untuk menurukan berat badan, menghentikan konsumsi rokok, dan juga program olahraga. Anda juga bisa meminta bantuan dari ahli diet untuk mengatur pola makan yang sehat.

Banyak jenis obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi. Tetapi biasanya satu jenis obat tidak cukup untuk mengontrol tekanan darah, anda butuh dua atau lebih obat.

PENTING: Anda hendaknya hanya mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter. Jika mengalami efek samping, anda bisa beritahu dokter. Dokter dapat mengganti obat yang lebih cock untuk anda.

KOMPLIKASI YANG MUNGKIN TERJADI

Jika hipertensi tidak dikontrol dengan baik, akan memperbesar risiko:
  • Perdarahan pada aorta (pembuluh darah besar yang mensuplai darah ke abdomen, pelvis, dan kaki)
  • Penyakit ginjal kronis
  • Serangan Jantung atau Gagal jantung
  • Kurangnya suplai darah ke kaki
  • Stroke
  • Gangguan penglihatan
KAPAN HARUS KE DOKTER ?


Jika mempunyai hipertensi, baiknya anda melakukan pertemuan rutin dengan dokter. Bahkan meskipun anda tidak didiagnosis hipertensi. Mengecek tekanan darah secara rutin sangat penting, apalagi bagi anda yang mempunyai riwayat hipertensi di keluarga.

PENCEGAHAN

Orang dewasa (berusia 18 tahun ke atas) disarankan untuk mengecek tekanan darahnya secara rutin. Gaya hidup yang sehat dapat mengontrol tekanan darah pada kisaran normal. Ikuti saran dari dokter.

REFERENSI

Goldstein LB, Bushnell CD, Adams RJ, Appel LJ, Braun LT, Chaturvedi S, et al. Guidelines for the primary prevention of stroke: a guideline for healthcare professionals from the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke. 2011 Feb;42:517-84.

Kaplan NM. Systemic hypertension: Treatment. In: Bonow RO, Mann DL, Zipes DP, Libby P, eds. Braunwald's Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. 9th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2011:chap 46.

Victor, RG. Systemic hypertension: Mechanisms and diagnosis. In: Bonow RO, Mann DL, Zipes DP, Libby P, eds. Braunwald's Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. 9th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2011:chap 45.

2 komentar: