Jumat, 08 Juni 2012

STROKE



Stroke adalah kondisi dimana gumpalan darah atau terputusnya arteri (pembuluh darah) yang mengakibatkan terganggunya aliran darah di otak. Kurangnya aliran oksigen dan glukosa ke otak juga menyebabkan kerusakan pada otak dan kematian pada sel-sel otak. Selain itu juga sering mengakibatkan penurunan berbicara, gerak dan memori.

Ada dua tipe stroke, yaitu stroke iskemik (ischemic stroke) dan stroke hemoragik (hemorrhagic stroke). Dilaporkan dari seluruh kasus stroke, 75 % adalah stroke iskemik. Dan rata-rata terjadi ketika bekuan darah, atau trombus menghalangi aliran darah ke bagian otak. Jika bekuan darah terbentuk di suatu tempat di dalam tubuh lalu terdiam dan dapat mengambang bebas, disebut embolus. Bekuan darah tersebut bisa terbawa aliran darah menuju ke otak, sehingga menyebabkan stroke iskemik.

Sedangkan stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di permukaan otak pecah dan darah yang keluar mengisi ruang di antara otak dan tengkorak (subarachnoid hemorrhage). Stroke tipe ini juga bisa terjadi ketika ada arteri di dalam otak yang rusak dan pecah, sehingga mengisi jaringan di sekitarnya dengan darah (perdarahan otak). Keduanya mengakibatkan kurangnya aliran darah ke otak dan penumpukan darah yang meningkatka tekanan pada otak.

Akibat dari stroke tergantung dimana stroke terjadi dan seberapa bagian dari otak yang terpengaruh. Stroke ringan mengakibatkan masalah yang tidak terlalu parah, seperti melemahnya fungsi lengan atau kaki. Stroke yang lebih besar dapat menyebabkan kelumpuhan, bahkan kematian. Banyak pasien stroke dengan kelemahan salah satu sisi tubuh, kesulitan bicara, inkontinensia, dan masalah kandung kemih.


SIAPA SAJA YANG DAPAT TERSERANG STROKE?

Siapa saja dapat terserang stroke. Tetapi beberapa faktor dapat memicu risiko terserang stroke. Faktor risiko tersebut meliputi:
  • Berusia di atas 55 tahun
  • Pria
  • Orang Afro Amerika, Hispanik atau Asia / Kepulauan Pasifik
  • Riwayat stroke di keluarga
  • Tekanan darah tinggi
  • Kolesterol tinggi
  • Merokok
  • Diabetes
  • Obesitas (Kelebihan berat badan)
  • Mengidap penyakit kardiovaskular
  • Punya riwayat stroke sebelumnya
  • Tingginya kadar homosistein (asam amino dalam darah)
  • Menjalani terapi hormon
  • Pengguna kokain
  • Pecandu alkohol 

PENYEBAB STROKE

Stroke iskemik utamanya disebabkan oleh trombus atau embolus yang menghalangi aliran darah ke otak. Pembekuan darah (pembekuan trombus) biasanya terjadi pada daerah arteri yang sudah rusak akibat atherosklerosis dari penumpukan plak. Pembekuan darah tipe embolus biasanya disebabkan oleh atrial fibrilasi - pola tidak teratur dari denyut jantung yang dapat mengarah ke pembekuan darah dan memperburuk aliran darah.


Stroke hemoragik bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, cedera kepala, atau aneurisma. Tekanan darah tinggi adalah penyebab umum terjadinya perdarahan otak (cerebral hemorrhage), karena tekanan darah tinggi akan memicu pecahnya arteri di otak. Hal ini juga akan menambah tekanan pada otak.


Aneurisma - berupa kantung darah abnormal yang menggelembung keluar pada spot-spot lemah di dinding arteri. Aneurisma juga merupakan penyebab umum perdarahan subarchnoid. Ketika aneurisma pecah, darah akan tumpah dan mengisi ruang di antara permukaan otak dan tulang tengkorak, dan pembuluh darah di otak mungkin akan mengalami kejang. Aneurisma sering disebabkan atau diperburuk oleh tekanan darah tinggi.


Sebuah studi mengemukakan bahwa kelainan gen tunggal juga bisa mengarah ke penyakit stroke dan penyakit mematikan lainnya yang berhubungan dengan aorta dan arteri koronaria.


Studi lain mengatakan, migrain dapat meningkatkan risiko stroke selama kehamilan.


GEJALA STROKE


Dalam beberapa menit saat serangan stroke, sel otak mulai mati dan akan mulai muncul gejala. Penting untuk mengenali gejala, sebagaimana pentingnya pengobatan yang tepat dalam pemulihan. Gejala yang umum di antaranya:
  • Pusing, kesulitan berjalan, dan kehilangan keseimbangan dan koordinasi
  • Kesulitan berbicara
  • Mati rasa, lemah, atau lumpuh pada salah satu sisi tubuh
  • Pandangan kabur, gelap, atau double-vision
  • Mendadak sakit kepala yang parah
Stroke ringan (silent stroke), mungkin tidak akan menunjukkan gejala apapun, tetapi masih daoat merusak jaringan otak.


DIAGNOSIS



CT Scan

Stroke adalah keadaan darurat medis. Siapa saja yang dicurigai mengalami stroke harus segera dibawa ke rumah sakit untuk menjalani tes dan pengobatan yang tepat dapat diberikan secepat mungkin.

Dokter memiliki beberapa alat yang mampu mengetahui risiko stroke dan mendiagnosa stroke aktif. Alat-alat tersebut adalah sebagai berikut:
  •  Tes fisik - tes darah dan tekanan darah untuk mengetahui tingkat kolesterol, gula darah, dan asam aminon dalam darah
  • USG -  gelombang ultrasonik dipaparkan pada arteri karotid di leher, tindakan ini dapat memberikann gambaran yang mengindikasikan adanya penyempitan atau pembekuan.
  • Arteriografi - sebuah kateter dimasukkan ke dalam arteri untuk menyuntikkan zat warna yang dapat ditangkap oleh sinar X.
  • Computerized Tomography (CT) Scan - sebuah perangkat pemindaian dan menciptakan gambar 3-D yang dapat menunjukkan aneurisma, perdarahan, atau pembuluh abnormal dalam otak.
  • Magnetic Resonance Imaging (MRI) - menggunakan medan magnet yang dapat menghasilkan pandangn 3-D dari otak, untuk melihat jaringan mana yang rusak akibat stroke.
  • CT dan MRI dengan angiografi scan yang dibantu oleh pewarna yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk memberikan gambar yang lebih jelas dan lebih rinci
  • Ekokardiografi - USG yang memunculkan gambar jantung untuk memeriksa embolus

PENANGANAN dan PENGOBATAN 

Stroke Treatment
 
Tujuan utama dari penanganan stroke iskemik adalah mengembalikan aliran darah ke otak. Usaha dilakukan dengan cara memberikan obat penghilang gumpalan darah seperti aspirin, heparin, atau aktivator plasminogen jaringan yang harus diberikan dalam rentang waktu 3 jam setelah serangan stroke. Di samping itu, tindakan pembedahan mungkin dibutuhkan untuk membuka atau melebarkan arteri. Termasuk endarterektomi (pengangkatan plak dan pelebaran arteri karotid) dan angioplasty (memasukkan balon kecil di daerah yang tersumbat dan menggembungkannya, sehingga sumbatan hilang dan aliran dalam pembuluh darah lancar kembali).


Sebuah studi menyatakan bahwa obat-obatan penurun kolesterol dapat mencegah stroke kambuh kembali.


Penanganan stroke hemoragik berbeda dengan stroke iskemik. Metode bedah yang digunakan untuk menangani varian stroke ini meliputi aneurysm clipping, aneurysm embolisation, and arteriovenous malformation (AVM) removal. Aneurysm clipping terdiri dari sebuah penjepit kecil yang ditempatkan di dasar aneurisma yang mengisolasinya dari sirkulasi arteri yang terpasang. Dan juga berfungsi untuk menjaga aneurisma agar tidak pecah atau mengalami perdarahan. Aneurysm embolisation (coiling), menggunakan kateter yang dimasukkan ke aneurisma untuk menyimpan gulungan, gulungan tersebut akan mengisi aneurisma, menyebabkan pembekuan dan penyegelan aneurisma dari arteri. AVM removal, adalah prosedur pembedahan untuk mengangkat AVM dengan ukuran kecil atau AVM yang lebih mungkin diakses. Bertujuan untuk menghilangkan risiko pecah.

Sebagian besar penderita stroke akan membutuhkan rehabilitasi setelah serangan/kejadian. Kondisi seseorang umumnya tergantung pada area otak dan berapa banyak jaringan yang rusak. Pada proses rehabilitasi, umumnya disertakan terapi wawancara, terapi okupasi, terapi fisik, dan peranan keluarga.

Studi yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Illinois, Chicago menyatakan bahwa Tai Chi dapat membantu penderita stroke dalam memulihkan keseimbangan.

STROKE DAPAT DICEGAH !

Mempelajari dan mengetahui gejala stroke adalah salah satu caranya. Dengan penanganan sejak awal dapat memulihkan kondisi dengan optimal dan mencegah stroke yang lebih parah.

Cara pencegahan stroke yang paling utama adalah dengan GAYA HIDUP SEHAT. Di antaranya adalah:
  • Memonitor dan mengendalikan tekanan darah
  • Mencari tahu apakah anda memiliki fibrilasi atrium.
  • Jangan merokok
  • Turunkan kolesterol, kadar natrium, dan asupan lemak
  • Melakukan diet sehat
  • Kurangi konsumsi alkohol
  • Mengobati diabetes dengan benar
  • Berolahraga secara teratur, studi mengatakan fitnes aerobik bisa mengurangi risiko stroke.
  • Kendalikan stres
  • Jangn terlalu sering menggunakan obat-obatan
  • Sebuah studi menyatakan, minum teh 3 kali sehari dapat mengurangi risiko stroke.
  • Menggunakan obat pencegahan seperti obat anti-platelet dan antikoagulan untuk mencegah pembekuan darah
  • Obat penurun kolesterol dapat mencegah kambuhnya stroke 
Sekian, semoga bermanfaat. Salam Hoki ! Sumber: Medical News Today

2 komentar: